Minggu, 15 November 2009

MENGATASI RASA SAKIT MENSTRUASI



Oleh Dra. Entu Tuningrat


PENDAHULUAN

Dalam kehidupan wanita, menstruasi merupakan peristiwa yang secara reguler dialami setiap bulan. Oleh sebab itu peristiwa ini disebut juga dalam bahasa sehari-hari sebagai peristiwa “datang bulan”. Sedangkan dalam kosa kata ajaran Islam peristiwa demikian ini disebut “Haidh”, dan pembahasan tentang hal ini termasuk bidang thaharah (bersuci).

Menurut Alquran, haid atau menstruasi disebut sebagai “penyakit”. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah/2: 222, firman Allah:

Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah gangguan". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka Telah suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

Prof. Dr. M. Qureish Shihab, dalam menafsirkan ayat ini menjelaskan, khususnya pada kalimat “haid adalah gangguan”, maksudnya ialah bahwa haid itu mengakibatkan gangguan terhadap fisik dan psikis wanita, dan juga terhadap pria.[1]

Secara biologis, menstruasi merupakan pertanda bahwa organ reproduksi seorang wanita yang mengalaminya mulai berfungsi. Hal ini juga merupakan indikasi tidak terjadinya kehamilan pada wanita yang sedang menstruasi.

Sungguhpun menstruasi ini merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap wanita, sebagai kudrat kewanitaannya, namun bagi sebagian wanita hal ini dianggap sebagai musibah. Karena kondisi demikian berarti datangnya rasa sakit secara fisik maupun psikis. Bahkan tidak jarang terjadi, bahwa keluhan psikis yang berlebihan pada saat-saat menstruasi juga akan berakibat pada keluhan fisikis yang tak kalah sakitnya.

Di antara keluhan-keluhan yang sering dialami oleh wanita pada saat-saat menjelang atau sedang mengalami menstruasi, menurut Sumarjati Arjiso, adalah sebagai berikut:

“Rasa tegang, rasa letih, mudah marah atau mudah tersinggung, dan yang lebih berat lagi ialah yang disertai rasa nyeri di pinggang bagian bawah menjalar ke kedua kaki, bahkan ada pula yang disertai pusing-pusing, muntah-muntah, diare dan sakit kepala.”[2]

Gejala-gejala seperti ini sebenarnya mempunyai hubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi fisik dan mental seorang wanita. Seperti perubahan hormonal yang mengatur menstruasi, dilepaskannya endometrium uterus yang disertai pendarahan. Sebagai konsekwensi dari perubahan hormonal ini maka akan sangat berpengaruh terhadap sikap mental psikologisnya, terutama pada usia wanita yang baru pertamakali mengalami menstruasi ini. Lebih-lebih jika dikaitkan dengan mitos yang berkembang pada masyarakat tertentu, ajaran yang disampaikan secara turun temurun menyebutkan, bahwa menstruasi itu adalah peristiwa yang sangat menakutkan.

Masa usia datangnya menstruasi yang pertama kali untuk setiap wanita berbeda-beda antara seorang wanita dengan wanita lainnya. Ada yang terjadi pada usia 9 tahun, 12 tahun bahkan ada yang pada usia 14 tahun. Akan tetapi pada umumnya menstruasi pertama terjadi pada usia 12 tahun dan yang lebih muda lagi pada usia 9 tahun dan yang terlambat sekali pada usia 16 tahun. Namun demikian yang dapat dianggap normal untuk datangnya menstruasi pertama yaitu antara usia 11-16 tahun.

Pada tingkatan usia yang disebutkan terakhir ini (11 – 16 tahun) adalah usia sekolah pada jentang sekolah menengah, terutama menengah pertama, yaitu Madrasah Tsanawiyah (M Ts.) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Mengingat betapa pentingnya pengetahuan tentang menstruasi ini, terutama bagi siswi SLTP, maka penulis merasa tertarik untuk menelitinya lebih jauh, agar dapat dimanfaatkan oleh peserta didik sebagai rujukan awal ketika mengalami menstruasi. Hal ini dimaksudkan agar para siswi tidak panik atau merasa minder dan rendah diri ketika mengalami menstruasi.

Permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah masalah-masalah yang sangat essensial terkait dengan persoalan menstruasi. Di antaranya ialah:

1. Bagaimana proses terjadinya menstruasi?

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya rasa sakit pada saat menstruasi?

3. Bagaimana pengaruh rasa sakit pada waktu menstruasi terhadap aktifitas sehari-hari?

4. Bagaimana usaha-usaha untuk menanggulangi rasa sakit pada saat menstruasi?

Jawaban terhadap keempat persoalan ini diharapkan dapat membantu memberikan solusi bagi wanita yang menghadapi menstruasi.

MENSTRUASI DALAM KEHIDUPAN WANITA

A. Pengertian Menstruasi

Mengenai pengertian menstruasi ada beberapa pendapat yang mengemukakannya. Dan jika ditanyakan pada wanita pada umunya mereka menjawab bahwa menstruasi adalah “datang bulan” dari segi pengertian memang benar akan tetapi menstruasi bukan hanya sekedar perdarahan bulanan yang dikeluarkan dari rongga uterus .

Lucienne Lanson berpendapat bahwa: “menstruasi adalah terjadinya ovulasi atau pelepasan telur oleh ovarium dan perubahan spesifik dalam lapisan tepi rongga uterus sebagai akibat dari ovulasi”. Sedangkan menurut pendapat Sumarjito Arjiso “menstruasi adalah perdarahan berkala yang ke luar dari vagina selamatiga sampai tujuh hari dalam satu bulan.

Melihat pengertian yang dikemukakan oleh Sumarjiso, oleh karena datangnya setiap bulan maka dapat disebut juga dengan datang bulan, hal ini sesuai pula dengan apa yang dikemukakan oleh wanita pada umumnya berdasarkan pengalamannya setiap bulan.

Adapun pengertian menstruasi menurut syara’ yang dikemukakan oleh Muhammad Athiyah Khumais bahwa menstruasi itu adalah “darah yang ke luar dari rahim wanita ketika dia sehat melalui faraj, bukan karena sebab beranak dan bukan pula karena pecahnya kulit perawan. Waktunya dari sejak wanita mulai baligh, kurang lebih pada usia sembilan tehun sampai usia berhenti haid”.[3]

Berdasrkan pengertian menurut syara’ berarti bila seorang wanita itu mengeluarkan darah sebelum umur baligh (sembilan tahun) atau dia mengeluarkan darah sesudah umur berhenti menstruasi,ukanlah termasuk darah menstruasi akan tetapi darah penyakit.

B. Masa Usia Datangnya Menstruasi

Sejak terjadinya pembuahan, embiro didalam rahim berkembang menjadi fetus, setelah lahir kemudian memasuki masa kanak-kanak sampai masa remajanya individu tersebut mengalami perkembangan dalam suasana fisik dan mentalnya menjadi manusia dewasa. Dari setiap perkembangannya pada usia-usia tertentu maka akan adanya perbedaan pada setiap masa perkembangan, menurut pendapatnya Langeveld dalam buku Psikologi perkembangan yang masing-masing mempunyai sifat khusus yang sesuai umurnya yaitu:

v Masa bayi usia nol sampai dua tahun

v Masa kanak-kanak usia dua sampai enam tahun

v Masa anak sekolah usia enam sampai dua belas tahun

v Masa remaja usia dua belas sampai sembilan belas atau dua belas tahun

v Masa dewasa usia dua belas tahun ke atas[4]

Dengan adanya tingkatan perkembangan tersebut akan mempengaruhi perubahan mental dan fisik anak sehingga perlakuan yang diberikannyapun harus berbeda.

Dari tingkatan perkembangan tersebut yang akan penulis uraikan secara jelas yaitu perkembangan pada masa remaja, karena pada masa remaja ini merupakan usia di antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang secara biologis terdapar usia antara 10 – 19 tahun. Bagi wanita pada masa remaja inilah terjadinya peristiwa yang terpenting yaitu dengan datangnya menstruasi yang pertama kali. Dan dalam dunia kedokteran istilah datangnya menstruasi disebut dengan “menarche”.

Masa usia datangnya menstruasi yang pertama kali untuk setiap wanita berbeda-beda ada yang pada usia 9 tahun, 12 tahun bahkan ada yang pada usia 14 tahun, akan tetapi pada umumnya menstruasi pertama terjadi pada usia 12 tahun dan yang lebih muda lagi pada usia 9 tahun dan yang terlambat sekali pada usia 16 tahun. Namun demikian yang dapat dianggap normal untuk datangnya menstruasi pertama yaitu antara usia 11-16 tahun. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi datangnya menstruasi pertama kali untuk setiap orang itu berbeda adalah: faktor suhu, genetik, makanan, sosial, kebudayaan, dan konstitusi keadaan fisik individual itu sendiri.

Jika melihat kenyataan yang ada sekarang pada akhir-akhir ini, terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa umur pubertas gadis-gadis menjadi lebih rendah yaitu antara umur 9 – 10 tahun. Hal ini kemungkinan disebabkan karena peningkatan gizi dan kesehatan dari pada gadis-gadis tersebut. Dan jika menstruasi itu datang sangat terlambat kurang lebih umur 16 tahun dianggap luar biasa dan mungkin merupakan suatu penyakit atau kejadian psikologis yang tidak berbahaya.

Untuk selanjutnya bila seseorang itu sudah mendapatkan menstruasi berarti ia termasuk wanita yang normal dan pada masa ini wanita mempunyai kemampuan untuk hamil dan dapat meneruskan keturunannya apabila ia berumah tangga.

Mengenai keluarnya darah menstruasi ini ada beberapa pendapat imam yang berbeda, seperti dikemukakan oleh Athiyah Khumais di antaranya:

1. Menurut pendapat Imam Syafi’i mengatakan bahwa:

“Darah haid mulai ke luar dari seorang wanita sejak ia berusia 9 tahun. Tidak ada batas tertentu bagi usia berhenti haid, mungkin selama-lamanya, selama hayat masih dikandung badan. Tetapi menurut kebiasaan, haid itu ebrhenti setelah usia 16 tahun”.

2. Imam Hanafi mengatakan bahwa:

“Apabila gadis-gadis usia 9 tahun mengeluarkan darah maka itulah darah haid. Apabila darah itu ke luar maka haruslah meninggalkan sholat dan puasa. Peristiwa itu akan berulang-ulang secara rutin hingga tiba usia haid berakhir yaitu kira-kira usia 55 tahun.

3. Imam Hambali mengatakan bahwa:

“Batas usia berhenti haid ialah umur 50 tahun. Kalau seorang wanita sesudah usia tersebut mengeluarkan darah maka itu bukan darah haid”.[5]

Mengenai keluarnya darah haid ini jika dilihat dari siklus haid pada setiap wanita itu akan berbeda, hal ini berarti bahwa ovulasi itu tidak selalu terjadi tepat pada waktunya yaitu hari ke empat belas. Untuk memahai perubahan-perubahan di dalam siklus haid, maka siklus haid ini dapat dibagi kedalam tujuh tahap yang masing-masing terdiri dari empat hari sehingga diperkirakan seorang wanita mempunyai siklus 28 hari. Ketujuh tahapan-tahapan dalam siklus haid ini dikemukakan oleh Katharina Dalton sebagai berikut:

  1. Hari ke 1 – 4, haid atau menstruasi ditandai oleh meningkatnya kadar estrogen.
  2. Hari ke 5 – 8, pasca haid (postmenstruum) ditandai oleh kadar tertinggi estrogen.
  3. Hari ke 9 – 12, pasca haid lanjutl (late postmenstruum) ditandai dengan menurunnya kadar estrogen.
  4. Hari ke 13 – 16, ovulasi ditandai dengan kadar estrogen rendah sedangkan hormon perangsang folikel (folicle stimulating hormone atau FSH) dan hormon lutein (luteinizing hormone atau LH) mencapai kadar yang tertinggi.
  5. Hari ke 17 – 20, pascaovulasi (posovulation) ditandai dengan meningkatnya kadar hormon-hormon estrogen dan progesteron.
  6. Hari ke 21 – 24, prahaid awal (early premenstruum) kadar hormon estrogen dan progesteron mencapai puncaknya.
  7. Hari ke 24 – 28, prahaid ditandai dengan menurunnya kadar hormon-hormon estrogen dan progesteron.”[6]

Jika dilihat dari ketujuh tahapan siklus tersebut di atas, maka tidak ada dua tahapan yang mempunyai kadar hormon yang sama yang mengalir di dalam darah. Jika dilihat pada siklus haid pada tahap masa prahaid yaitu empat hari pertama ketika terjadi haid dan empat hari terakhir sebelum terjadinya haid. Pada masa ini merupakan hal yang penting karena hari-hari yang disebut di atas berlangsung tidak bergantung pada lamanya siklus seorang wanita. Pada siklus yang panjang pascahaid akan terjadi lebih lama dari delapan hari, sedangkan pada siklus yang pendek pascahaid akan memakan waktu lebih pendek. Dengan demikian berarti keadaan hormon di dalam tubuh wanita tidak konstan.

C. Proses Terjadinya Menstruasi

Menstruasi tidaklah terjadi secara tiba-tiba yang ditandai dengan keluarnya darah dari rahim, akan tetapi ia berproses. Proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa bagian tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung; seperti otak, kelenjar-kelenjar buntu, kelenjar anak ginjal dan sebagainya.

Di bawah otak ada suatu kelenjar yang bernama hipofisis. Hipofisis merupakan kelenjar hormon yang mengatur segala perkembangan embrio dan menghasilkan dua macam hormon pelepas. Kedua hormon pelepas tersebut adalah:

1. Hormon pelepas hormon perangsang folikel (FSHR = Folicle Stimulating Hormone Releasing)

2. Hormon pelepas hormon penguning (LHRH = Luteinizing Hormone Releasing Hormone)

Kedua macam hormon ini mempunyai fungsi untuk merangsang kelenjar hipofise untuk menghasilkan kedua macam hormon haid yang lainnya yaitu hormon perangsang folikel (FSH = Folicle Stimulizing Hormone) dan hormon penguning (LH = Luteinizing Hormone). Kedua macam hormon ini dihasilkan oleh hormon hipofisis, yaitu sutu hormon yang bekerja pada indung telur dengan cara merangsang pertumbuhan folikel atau sel-sel yang kecil dan membentuk cincin. Di dalam cincin ini terdapat sel telur yang belum dewasa. Dalam proses pertumbuhannya sel-sel khusus folikel akan menghasilkan estrogen.

Estrogen yang dihasilkan folikel akan merangsang pembentukan endometrium dalam uterus sampai stadium ovulasi. Selain itu, estrogen juga akan mengadakan umpan balik (feed back) agar FSH yang dihasilkan rendah dan LH yang akan dihasiolkan meningkat; sehingga LH akan membanjir dan menyebabkan pecahnya folikel yang disebut dengan istilah ovulasi.

Bersamaan dengan proses terjadinya ovulasi, endometrium akan berkembang. LH yang dihasilkan oleh hipofise akan menyebabkan berkembang atau berubahnya folikel menjadi corpus luteum. Sedangkan LTH dari hipofise akan merangsang corpus luteum sehingga menghasilkan progesteron yang hanya mempunyai reseptor pada endometrium. Endometrium terus berkembang yang berakibat pada terbentuknya pembuluh darah dalam jumlah yang besar. Pada saat itulah terjadi nidasi yaitu menempelnya telur, yaitu menempelnya telur pada endometrium dan memperoleh makanan jika terjadi kehamilan. Jika tidak terjadi kehamilan, maka corpus luteum akan bergenerasi (berkembang biak). Akibat perkembang biakan ini maka progesteron yang dihasilkan jumlahnya seikit, sehingga endometrium tidak berkembang dan akan dilepaskan. Pelepasan endometrium inilah yang dikenal sebagai peristiwa haid atau menstruasi.

Ovarium yang didalamnya terdapat folikel-folikel yang dapat berkembang dan akhirnya menghasilkan estrogen yang dapat menyebabkan endometrium tumbuh dan berkembang membantu kelenjar-kelenjar. Di bawah pengaruh progesteron kelenjar-keklenjar menjadi matang dan dipertahankan. Waktu CL degenerasi, maka progesteron rendah sehingga terjadilah menstruasi. Sedangkan pada stadia pertumbuhan endometrium jika terjadi kehamilan maka zigot akan ditanam dan berkembang didalam endometrium sedangkan CL dipertahankan sehingga progesteron konsentrasinya tetap tinggi dan sebagai akibatnya endometrium tetap dipertahankan.

D. Perubahan Fisik Dan Psikis Yang Terjadi Pada Saat Menstruasi

Diawali dengan datangnya menstruasi pertama kali, berarti pada seorang wanita sudah memasuki pada usia remaja dan sudah akil baligh, dimana perkembangan fisik dan mentalnya mengalami perubahan yang cepat sekali.

Adapun perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja secara garis besarnya ada dua bagian yaitu perubahan secara fisik dan perubahan secara psikis. Misalnya pada wanita kalau ia sudah baligh secara fisik akan mengalami perubahan buah dadanya mulai membesar, bidang bahu mengecil sedangkan bidang pinggul membesar, tumbuhnya bulu-bulu, sedangkan kalau pada pria biasanya ditandai dengan suara membesar, bidang bahu melebar, tumbuhnya bulu-bulu, mudah terangsang kalau melihat lawan jenisnya serta sering bermimpi basah.

Sedangkan perubahan secara psikis antara pria dan wanita ada perasaan yang sama seperti adanya perasaan seksuil semakin merangsang, bergairah dan romantis, ingin dicintai dan mencintai lawan jenisnya. Cita-citanya menggelora penuh bayangan yang indah dan penuh hayalan, ia berfikir kritis dan mudah tersinggung. Selain itu pada wanita ada perubahan psikis yang mungkin tidak dialami oleh pria yaitu pada saat datangnya menstruasi pertama yang dapat menyebabkan perasaan tidak enak, terutama bagi mereka yang tidak pernah mendapatkan informasi dari orang tuanya mungkin mereka akan merasa jijik dan ketakutan serta sering mengalami rasa sakit pada bagian perut sampai muntah bahkan sakit kepala. Datangnya menstruai pertama kali ini pun dapat menyebabkan satu eksistensi psikologis diantaranya semakin muda usia datangnya menstruasi yang dialami oleh, apabila ia belum siap menerimanya akan memberikan tanggapan bahwa datangnya menstruasi itu merupakan suatu ancaman yang kejam akan tetapi senang atau tidak senang harus dapat menerimanya sebagai kodrat wanita.

Berdasarkan pengamatan psikoanalitis menunjukkan bahwa ada reaksi-rekasi psikis tertentu saat menstruasi pertama yang menyebabkan timbulnya proses yang oleh Helena Deuts disebut sebagai “trauma genitalia” pada peristiwa trauma genitalia ini muncul bermacam-macam gambaran fantasi yang aneh-aneh, dibarengi dengan kecemasan dan ketakutan yang tidak riil, disertai pula perasaan-perasaan bersalah atau berdosa yang semuanya dikaitkan dengan proses menstruasi.

Pada dasarnya gejala-gejala yang sering terjadi dan sangat menyolok pada peristiwa datangnya menstruasi pertama adalah kecemasan atau ketakutan yang akhirnya timbul keinginan untuk menolak proses fsiologisnya. Selain timbulnya rasa cemas atau ketakutan pada waktu menstruasi yang pertama, ada juga gejala-gejala psikis yang lainnya yang dikemukakan oleh Kartini Kartono sebagai berikut : “timbulnya rasa malu, rasa diri tidak bersih atau tidak suci, merasa diri kotor bernoda dan diliputi emosi-emosi negatif yang lailnnya”.

Dengan timbulnya peistiwa psikis tersebut di atas hal ini disebabkan karena munculnya anggapan yang keliru yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang ke luar dari tubuh itu kotor, najis dan menjijikkan. Dalam situasi demikian menstruasi pertama itu mungkin dihayati oleh anak sebagai suatu proses mengeluarkan sejumlah darah kotor dari tubuhnya dimana ia harus pergi dan menyendiri. Maka ketika ia nanti menjadi dewasa, ia selalu akan cendrung menghindari setiap kontak dengan orang lain, jika ia telah mendapat menstruasi. Hal ini dilakukan untuk proses pemebenaran anggapan hayalinya bahwa dirinya sedang kotor bernoda.

Dari perasaan negatif tersebut, mungkin akan timbul pula perasaan sangat lemah karena merasa kehilangan darah atau merasa sakit-sakitan sehingga tidak berani ke luar dari rumah. Semua ini mula-mula merupakan produk gambaran hayali, yang kemudian dikembangkan menjadi satu mekanisme otosugestif. Untuk selanjutnya saat-saat menstruasi dipakai sebagai alasan agar ia dibebaskan dari satu tugas tertentu atau dipakai untuk menghindari satu kewajiban tertentu.

Biasanya perubahan fisik dan psikis pada saat mensturasi bukan hanya terjadi pada wanita yang baru mendapatkan menstruasi pertama saja, akan tetapi pada wanita yang sudah beberapa kali mendapatkan menstruasipun dapat terjadi perubahan-perubahan fisik dan psikis yang tidak jauh berbeda. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa datangnya menstuasi itu dapat menimbulkan kelainan-kelainan yang dapat dirasakan oleh setiap orang berbeda-beda ada yang ringan dan ada pula yang berat. Kelainan-kelainan yang timbul inipun banyak macamnya ada yang mengalami ketegangan fisik dan psikis beberapa hari sebelum terjadinya menstruasi, keadaan seperti ini dinamakan dengan ketegangan pra haid. Ketegangan yang terjadi dalam hal ini menurut Katarina Dalton ada tiga bagian yaitu : “depresi,kelelahan dan mudah tersinggung”.

Ketegangan pra haid dapat menyebabkan timbulnya gejala-gejala psikologis, karena ketegangan ini dapat timbul dengan sangat tiba-tiba dengan gejala susah utuk istirahat dan mempunyai rasa selalu dikejar-kejar waktu yang disertai dengan rasa ketidak tenangan dan keresahan sehingga wanita itu tidak dapat tinggal diam.

Selain ketegangan pra haid di atas, kelainan yang lainnya yang disebabkan oleh perisriwa menstruasi yang diiringi rasa sakit yang disebut dengan dysmenorhoe. Menurut pendapat Bryl Kington mengatakan behwa : “nyeri haid dapat mengakibatkan pembengkakan buah dada, rasa kembung di perut, migrai depresi, keletihan berlebihan, mudah tersinggung, kecerobohan, muntah-muntah dan sembelit”.

Sedangkan menurut pendapat M. Umar dalam buku Seluk Beluk Kesehatan Wanita mengatakan bahwa gejala umum yang ditimbulkan oleh dysmenorhoe adalah : “Rasa letih, gugup, tidak sabar, lekas marah, nyeri pada bagian pinggang atau perut bagian bawah, perut terasa gembung, sakit kepala, kurang nafsu makan, mual muntah, mencret dan sebagainya.

Berdasarakan gejala-gejala umum yang timbul akibat dysmenorhoe, maka dysmenorhoe ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

1. Dysmenorhoe primer yaitu nyeri haid atau sakit yang timbul sejak pertama kali dapat haid.

2. Dysmenorhoe skunder yaitu nyeri haid atau sakit yang timbul setelah beberapa tahun kemudian.

E. Pandangan Terhadap Wanita Yang Sedang Menstruasi

Sampai sekarang pengertian tentang menstruasi masih bercampur antara ilmiah dan tahayul. Kepercayaan yang berdasarkan tahayul itu hampir dijumpai diseluruh dunia, hal ini dijelaskan oleh Katharina Dalthon: “Pada beberapa bagian dunia orang percaya bahwa adanya seseorang wanita yang sedang menstruasi dapat menyebabkan anggur menjadi masam, tanaman menjadi sakit, dapat menyebabkan sapi bunting keguguran, buah-buahan di pohon menjadi busuk, kaca yang jernih menjadi kabur, logam yang tajam menjadi tumpul, sarang lebah dapat musnah, tali atau senar alat musik dapat putus dan kain yang berwarna menjadi hitam”. Dalam hal ini untuk setiap agama pun mempunyai kepercayaan masing-masing terhadap wanita yang sedang menstruasi diantaranya:

1. Menurut agama Yahudi, bahwa perempuan yang sedang menstruasi haruslah dijauhi atau dijauhkan karena mereka itu sedang dalam keadaan najis.

2. Menurut agama Hindu, bahwa perempuan yang sedang menstruasi dilarang membersihkan badannya tiga hari pertama dari permulaan datangnya menstruasi, tidak boleh menyisir rambut, tidak boleh membersihkan pakaian, memotong kuku dan berfikir ingat kepada tuhan.

3. Menurut pendapat agama Nasrani, bahwa mereka tidak memandang apa-apa atas diri orang-orang perempuan yang sedang menstruasi, suka dan biasa mencampurinya perempuan-perempuan yang sedang berkain kotor.

Gambaran di atas merupakan pandangan keyakinan agama-agama tentang wanita yang sedang menstruasi. Dalam keyaninan tersebut dapat dipahami tentang adanya penderitaan bagi kaum wanita yang sedang menstruasi, wanita dipandang sangat rendah bahkan lebih rendah lagi dari binatang. Dengan adanya kepercayaan-kepercayaan tahayul yang umum dalam masyarakat seperti tersebut di atas dapat menyebabkan wanita merasa malu dan rendah diri bahkan dapat memberikan kesan pada wanita, bahwa menjadi wanita adalah suatu keadaan yang kurang menguntungkan, baik secara fisik maupun secara psikologis.

Adapun pandangan terhadap wanita yang sedang menstruasi menurut pendapat agama Islam adalah: “Orang perempuan yang sedang berkain kotor itu hanya harus dijauhi atau tidak boleh dicampuri, bukan dinajiskan sebagaimana anggapan kaum Yahudi dan lain-lainnya dan bukan dipermudah sebagaimana anggapan kaum Nasrani dan lain-lainnya.

Dalam hal ini Allah menjelaskan dalam firman-Nya surat Al-Baqarah ayat 222 sebagai berikut:

Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haid katakanlah haid itu kotor. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka ditempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

Selain berdasarkan dari keterangan yang nyata dari ayat suci Alqur’an, menurut hadist Rasulullah pun tidaklah halal mencampuri istri yang sedang menstruasi. Dalam hal ini Syeikh Muhammad Abduh dalam menafsirkan surat Al-Baqarah ayat 222 tersebut di atas mengutip hadits Nabi yang melarang hubungan suami isteri dengan sabdanya:

اِصْنَعُوْا كُلَّ شَيْ ءٍ إِلاَّ الْجِــمَاعَ (رواه أحمد و مسلم و أصحاب السنن )[7]

Artinya: “Perbuatlah apa saja yang kamu sukai kecuali jima’ [hubungan suami isteri]”. (H.R. Ahmad Muslim dan Ashabus Sunnah).

Dalam hadits yang lain, terkait dengan kebolehan suami bergaul dengan isterinya untuk batas-batas tertentu pada saat haid, dijelaskan sebagai berikut:

وَ فِيْ حَدِيْثِ حِزَامِ بْنِ حَكِيْــمٍ عَنْ عَمِّهِ أَنَّهُ سَـأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَحِلُّ لِيْ مِنِ امْرَأَتِيْ وَ هِيَ حَائِـــضٌ ؟ فَقَالَ : ذَلِكَ فَوْقَ الإِزَارِ أَيْ مَا فَوْقَ السُّـــرَّةِ (رواه أبو داود)

Artinya: Dari Huzam Bin Hakim dari pamannya ia bertanya kepada Rasulullah Saw apa yang dibolehkan untukku terhadap istriku sedangkan ia sedang haid? Nabi menjawab diperbolehkan untukmu di atas sarung yaitu yang berada di atas pusar ( H.R. Abu Daud).

Dari penjelasan ayat suci Alqur’an tersebut di atas bahwa haid atau darah yang dikeluarkan oleh wanita setiap bulan adalah merupakan kotorakotoran yang harus dekeluarkan , karena jika tidak dekeluarkan akan membahayakan wanita, oleh sebab itu berdasarkan beberapa hadis Nabi tersebut di atas maka dianjurkan bagi para suami untuk menjauhi istrinya pada waktu sedang menstruasi.

Dalam ilmu kedokteran ada pendapat yang membolehkkan bercampur pada waktu istrinya sedang menstruasi namun pada dasrnya mereka juga merasakan bahwa hal itu kurang baik dan tidak sehat. Adapun sebab-sebabnya, menurut H. Ali Akbar seperti tersebut di bawah ini.

1. Saluran vagina tidak kering, penuh dengan darah yang kadang-kadang berbausehingga akan mengurangi nikmat junub.

2. Dapat membahayakan si wanit, karena pada bagian yang di luar haid, terdapat cairan asam yang berfungsi sebagai pembunuh bakteri. Cairan asam ini akan dihanyutkan oleh darah haid ke luar, hingga pertahanan vagina akan berkurang, sedangkan zakar tidak seteril sehingga dapat memasukan hama penyakit dan menyebabkan inveksi vagina.

3. Wanita dalam haid adalah dalam keadaan yang tidak senang baik fisik maupun psikis.[8]

Sedamgkan menurut pendapat Nazwar Syamsu, alasan yang dikemukakannya mengenai larangan suami untuk tidak mencampuri istrinya pada waktu sedang menstruasi adalah sebagai berikut:

1. Agar tidak terjadi penyakit yang mungkin timbul dari adanya darah kotor.

2. Agar tidak mengetahui betapa busuknya darah tersebut hingga kecintaannya tidak berkurang terhadap istrinya.

3. Agar tidak membuang-buang benih dirinya, karena hubungan seksual pada waktu itu tidak akan menimbulklan kehamilan

4. Supaya kekuatannya tersimpan beberapa hari untuk dipakai pada malam-malam berikutnya.[9]

Begitu pula bagi seorang wanita apabila ia sedang menstruasi, hendaklah wanita itu menjauhkan diri dari suaminya dengan menyatakan secara hormat dan jujur bahwa dirinya dalam keadaan kotor tidak boleh didekati. Sehingga dengan demikian suaminya tersebut tidak mencium bau busuk pada dirinya hingga tidak menimbulkan rasa jijik dan juga tidak menyebabkan rasa cinta suaminya jadi berkurang terhadap dirinya. Oleh sebab itulah maka ajaran agama Islam jelas dan tegas kepada para suami untuk tidak mencampuri istrinya yang sedang menstruasi.

PROBLEMATIKA WANITA DALAM MENGHADAPI MENSTRUASI

A. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Rasa Sakit pada Saat Menstruasi

Dengan adanya bermacam-macam keluhan rasa sakit pada waktu menstruasi ada pendapat yang menyatakan bahwa adanya rasa sakit pada waktu menstruasi itu tidak benar, karena datangnya mesntruasi hanya masalah perasaan saja dan tidak ada bukti-bukti yang ilmiah. Dari pendapat tersebut ada pernyataan yang mengatakan bahwa: “Rasa nyeri karena datangnya menstruasi atau dysmenorhoe adalah semata-mata masalah psikis karena tidak ada kelainan-kelainan yang dapat ditemukan baik dalam pemeriksaan fisik maupun dalam pemeriksaan kandungan. Cara pemeriksaan kadar hormon pun tidak ada yang tepat yang dapat membedakan pasien yang menderita sebulan sekali”.

Akan tetapi akhirnya berangsur-angsur penyebab rasa sakit pada waktu menstruasi dapat ditemukan dan akhirnya orang pun percaya bahwa rasa sakit pada waktu menstruasi itu betul-betul terjadi dan dialami oleh wanita.

Adapun salah satu penyebab timbulnya rasa sakit tersebut menurut pendapat Sukotjo Danasukarto adalah: “Gangguan keseimbangan antara hormon progesteron dan hormon estrogen”.

Rasa sakit yang dialami gadis yang satu mugkin ringan saja, akan tetapi pada gadis lain rasa sakit itu kemungkinan sangat parah. Jangka waktu rasa sakit pun berbeda-beda, ada yang mengalami rasa sakit cukup sehari saja bahkan ada yang mengalami setiap hari pada waktu menstruasi.

Penyebab rasa sakit selain adanya ketidakseimbangan hormonal masih ada penyebab lainnya tergantung dari jenis rasa sakit yang dirasakannya. Jenis rasa sakit pada waktu menstruasi (dysmenorhoe) dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu:

1. Dysmenorhoe Kongestif

Rasa sakit jenis dysmenorhoe kongestif biasanya dialami oleh wanita yang berumur

30 tahun keatas. Wanita-wanita ini biasanya telah hamil dan melahirkan. Rasa sakit pada jenis ini biasanya lebih parah dan lebih panjang jangka waktunya. Ada yang mengalami sakit beberapa hari sebelum menstruasi datang dan dilanjutkan selama menstruasi dan setelah menstruasi selesai. Adapun penyebab dysmenorhoe kongestif selain disebabkan oleh kekurangan hormon progesteron ada juga faktor penyebab yang lainnya seperti kikemukakan oleh Hamid Arshat sebagai berikut: “ Dysmenorhoe kongestif disebabkan oleh suatu penyakit dalam alat kehamilan. Diantaranya penyakit tersebut termasuk tumor dalam rahim. fibroid, endrometriosis dan infeksi dari alat kandungan”.

Selain faktor-faktor tersebut di atas masih ada pendapat yang lain yang mengemukakan tentang faktor-faktor yang menyebabkan dysmenorhoe kongestif yaitu “ Bahwa kongestif yang terjadi diperkirakan karena adanya penimbunan air”.

Dari pendapat-pendapat di atas mengenai penyebab dysmenorhoe kongestif pada waktu menstruasi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu oleh ketidak seimbangan hormon, terutama semakin banyaknya kadar hormon estrogen dalam tubuh serta faktor kejiwaan dan masalah-masalah sosial pun ikut pula memegang peranan penting. Dengan demikian maka bagi wanita yang peka terhadap faktor-faktor kejiwaan sangat mudah menderita rasa sakit jenis dysmenorhoe kongestif ini.

2. Dysmenorhoe Spasmodik

Rasa sakit jenis ini biasanya menimpa gadis-gadis yang baru meningkat remaja dalam beberapa tahun datang menstruasi pertama, karena pada saat itu tidak teradi ovulasi. Tetapi sekitar dua tahun kemudian ovulasi mulai terjadi maka para wanita ini akan mulai mengalami dysmenorhoe spasmodik.

Dysmenorhoe spasmodik sering terjadi antara usia15-25 tahun. Rasa sakit ini biasanya pada masa pra haid tidak terjadi tetapi biasanya rasa sakit ini timbul hari pertama datangnya menstruasi secara tiba-tiba akan menderita kekejangan di perut bawah. Rasa sakit yang berlebihan biasanya timbul 20 menit sekali dan setiap rasa sakit itu timbul akan berlangsung selam lima menit. Keparahan dari rasa sakit ini tanpa mengenal ampun dari bulan ke bulan. Rasa sakit ini begitu hebat dirasakan sehingga harus terpaksa tinggal di tempat tidus sambil merasakan rasa sakit yang berkepanjangan sehingga untuk tidur pun sangat sulit. Dan sering terjadi pula setiap bulan pada har-hari tertentu tidak jarang seorang wanit terpaksa harus meninggalkan tugasnya baik itu tidak masuk kerja atau bagi anak sekolah kemungkinan ia tidak masuk sekolah.

Pada hari kedua, rasa sakit yang dirasakan sudah mulai berkurang dan pada hari ketiga atau keempat rasa sakit ini akan mulai menghilang. Penyebaran rasa sakit ini terjadi di sekitar perut dan pinggang bagian bawah.

Adapun penyebab rasa sakit jenis dysmenorhoe spasmodik menurut Katharina Dalton yaitu “disebabkan oleh ketidakcukupan kadar hormon estrogen untuk keperluan perkembangn dan peregangan rahim”

Sedangkan Hamid Arshat mengatakan bahwa penyebab dysmenorhoe spasmodik adalah:” oleh karena kontraksi rahim yang begitu kuat untuk mengeluarkan bekuan darah haid yang sedikit bercampur dengan jaringan endrometrium. Darah haid ini masih perlu ke luar melalui saluran canalis servicatis yang biasanya masih sempit dikalangan gadis-gadis. Kontraksi rahim ini disebabkan oleh jenis hormon yang disebut prostaglandin”.

Dengan melihat faktor-faktor penyebab rasa sakit pada waktu mestruasi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab dari kedua dysmenorhoe tersebut pada dasarnya disebabkan oleh ketidak seimbangn hormonal yang berpengaruh pada proses menstruasi.

B. Pengaruh Rasa Sakit Terhadap Timbulnya Gejala-Gejala Psikologis

Datangnya menstruasi yang pertama bagi wanita pada masa pubertas, hal ini merupakan pertanda biologis kematangan sosial. Seharusnya bagi seorang wanita yang akan menginjak masa puhertas sebelum terjadinya menstruasi harus sudah mendapatkan informasi tentang menstruasi tersebut dari orang tua, saudara atau kawan-kawannya karena jika hal ini tidak dijelaskan, maka hal ini dapat mengagetkan dan kemungkinan juga dapat menakutkan bagi gadis yang bersangkutan sehingga menimbulkan gambaran yang aneh-aneh yang dibarengi dengan kecemasan dan adanya rasa ketakutan yang tidak beralasan.

Khayalan yang serba menakutkan dan keliru mengenai menstruasi pada dasarnya sudah timbul pada masa kanak-kanak dan khayalan itu timbul dari pengertian yang salah yang informasi itu didapatkan dari orang tua atau kenalan lian yang penuh tahayul dan menakutkan.

Dengan adanya informasi yang salah inilah, mak aproses mentruasi ini selalu dikaitkan dengan bahaya-bahaya tertentu dan dihubungkan dengn kekotoran serta hal-hal yang najis, haram dan dihunungkan pula dengan dosa-dosa serta hal-hal yang menjijikan, sehingga menyebabkan peristiwa menstruasi pertama dihayati oleh anak sebagai pengalaman yang tidak baik dan traumatis. Jika pada awal terjadinya menstruasi pertama pada diri si anak sudah menimbulkan suatu kejutan yang hebat, perasaan-perasaan negatif itu bisa berubah menjadi perasaan-perasaan tidak enak seperti rasa mual dan ingin muntah-muntah, rasa cepat lelah dan diliputi suasana depresi sedih dan tertekan. Sedangkan pada anak-anak gadis yang mempunyai kecendrungan neuritis dala usia pubertas maka hal ini akan menyebabkan konflik batin dan pada umumnya mereka diliputi kecendrungan berupa rasa takut (fobia).

Pada dasarnya gejala-gejala psikologis yang ditimbulkan oleh rasa sakit pada waktu menstruasi memang betul-betul terjadi, seperti apa yang telah dikemukakan oleh

Beryl Kingtom bahwa “Nyeri haid dapat mengakibatkan pembengkakan buah dada, rasa kembung di perut, migrai,depresi, keletihan berlebihan, mudah tersinggung, kecerobohan, muntah-muntah atau sembelit”.

Adapun kejadian-kejadian secara nyata mengenai gejala-gejala psikologis yang diakibatkan oleh karena datangnya menstruasi yang dapat dirasakan secara umum yaitu perasaan yang mudah tersinggung. Jika perasaan psikologis ini sudah menghantui perasaan wanita, maka orang-orang yang paling dekat dengannyalah orang yang paling menderita seperti suami, anak-anak atau orang tua.

Selain mudah tersinggung mengenai gejala psikologis ini masih ada yang lainnya seperti depresi, dimana dengan adanya depresi yang menimpa seorang wanita hal ini pun dapat menimbulkan suatu kesulitan karena dengan depresi ini dapat menimbulkan beberapa macam gejala yaitu kehilangan kegembiraan, kehilangan kekuatan, kehilangan konsentrasi, kehilangan daya ingat dan sebagainya.

Perlu diketahui, bahwa dengan adanya beberapa macam gejala psikologis tersebut di atas, tidaklah mungkin dalam diri satu orang individu mengalami semua gejala depresi secara bersamaan. Akan tetapi hanya salah satu gejala saja yang dapat dirasakan oleh seorang wanita. Misalnya, seseorang yang sedang haid merasa kehilangan konsentrasi, sehingga ia sukar untuk berpikir, membaca buku atau menonton acara televisi sekalipun. Hal ini merupakan salah satu gejala psikologis yang tidak dibarengi dengan gejala psikologis yang lain.

Mengenai beberapa gejala psikologis tersebut di atas merupakan gejala yang terkait dengan dysmenorhoea. Gejala semacam ini biasanya tidak berlangsung lama. Ia hanya akan terjadi selama masa haid, dan akan berakhir dengan selesainya masa menstruasi (haid) tersebut.

C. Pengaruh Timbulnya Gejala Psikologis terhadap Lingkungan Keluarga

Dengan adanya perubahan, baik fisik maupun psikis yang dapat terjadi pada kaum wanita secara tiba-tiba sebelum datangnya menstruasi atau di saat terjadinya menstruasi, maka konsekwensi soisal yang ditimbulkannya menjadi tanpa batas. Bahkan banyak terjadi, ikatan perkawinan menjadi retak; dan juga siswi suatu sekolah sering membolos disebabkan gangguan fisikis dan psikis yang ditimbulkan oleh datangnya menstruasi ini.

Kejadian seperti ini dibuktikan oleh klinik yang mengalami sindroma prahaid pada University College Hospital di London pada bulan Desember 1977 yang menangani 132 wanita dan diperoleh data angka-angka kasus sebagai berikut:

No.

Peristiwa/Kejadian yang Dialami

%

1

Pernah dirawat di rumah sakit

37

2

Mencoba melakukan bunuh diri atau melakukan pembunuhan

34

3

Pemabuk

9

4

Suka Menyakiti bayi

6

5

Mencari pengobatan karena khawatir akan mencaci anak-anak mereka

4

6

Pernah melakukan tindakan yang melanggar hukum, seperti merusak kaca jendela tempat pelayanan sosial, mencederai atau menyerang tetangga

6

7

Pernah menderita epilepsi

7

8

Pernah menderita asma karena proses haid

5

Dengan adanya kejadian-kejadian tersebut di atas, sebenarnya bagi kita tidak ada yang aneh. Akan tetapi jika kita dapat melihatnya secara langsung dapat menimbulkan keprihatinan terhadap si penderita itu sendiri, keluarganya dan masyarakat. Dengan demikian, gejala psikologis yang diakibatkan oleh syndroma prahaid banyak dialami oleh para wanita sesuai dengan lingkungan hidupnya. Jika penderitaan semacam ini dialami oleh seorang ibu rumah tangga misalnya, jelas akibatnya akan berpengaruh terhadap seluruh keluarganya; termasuk suami, anak yang masih bayi, anak usia sekolah dan para remaja. Bahkan bayi yang baru berusia beberapa bulan pun peka terhadap perubahan-perubahan psikologis yang terjadi pada ibunya.

Ada suatu kasus yang dikemukakan oleh Katharina Dalton mengenai seorang ibu berusia 35 tahun yang menyakiti anaknya. Peristiwanya sebagai berikut:

“Selama prahaid yang terakhir, anak perempuan yang paling muda berusia 18 bulan, berteriak-teriak tiada hentinya, si ibu menjadi sangat marah melihat hal ini. Diambilnya anak tersebut dan dicubitnya. Aanaknya semakin keras berteriak, dan cubitannya pun semakin keras pula; makin keras teriakan , makin kuat cubitannya, dans eterusnya. Ketika si ibu mendengar suara “krakk…” dia menjadi ketakutan dan melemparkan anaknya ke lantai. Kemudian ia duduk di sebuah kursi sambil menangis. Ketia sudah agak tenang, diperiksany Joan dan kemudian membawanya kepada seorang dokter.”[10]

Selain kejadian yang dialami seorang ibu tersebut di atas, mengenaigejala psikologis pengarus dari sindroma prahaid ini banyak menimpa juga ibu rumah tangga yang baru menjalani kehidupan rumah tangga. Dan biasanya, bagi seorang wanita, jika sudah menjadi ibu rumah tangga ada suatu tuntutan untuk melakukan semua pekerjaan rumah tangganya, mulai dari memasak, membersihkan rumah, menata rumah, sampai pada mengatur keuangan untuk belanja sehari-hari.

Dari pekerjaan rumah tangga yang biasanya dapat dilakukan dengan baik, tidaklah mengherankan jika pada suatu saat menjelang datangnya menstruasi ada suatu pekerjaan yang dikerjakan secra serampangan, sehingga tidak beres. Misalnya saja di saat mempersiapan sarapan buat suaminya dengan membuat roti bakar, kelupaan mengangkatnya sampai rotinya hangus. Sementara suami yang sudah menanti di meja makan tidak menyangka ada sesuatu yang terjadi, ketika memasuki ruangan dapur untuk makan pagi mendapatkan ruangan yang penuh asap; isteri merasa kelelahan dan merasa sedih, tidak dapat menyiapkan makanan untuk sarapan pagi suaminya.

Apakah yang akan dilakukan oleh seorang suami muda?, maka hal ini tergantung kepada latar belakang keluarganya, kalau memang suaminya pernah menjumpai situasi yang sama dalam rumahnya sebelum menikah pasti ia akan bertindak seperti apa yang telah dialaminya dan jika ia tidak perduli menghadapi situasi yang demikian, maka pada saat itupun ia akan segera pergi ke kantornya dan ditinggalkan istrinya untuk menghadapi kesukarannya sendiri di rumah. Sedangkan kallau suami itu mempunyai kebiasaan untuk menyelesaikan masalah yang biasa dihadapi wanita pada waktu menstruasi, mungkin ia akan merasa iba melihat istrinya bahkan ia akan memberikan suatu ciuman buat istrinya kemudian menyiapkan kopi dan sarapannya sendiri serta menganjurkan agar istrinya tidur dan istirahat. Tindakan yang seperti ini merupakan tindakan yang bijaksana dan penuh pengertian sehingga akhirnya tidak terjadi keributan dalam suatu rumah tangga yang pada akhirnya akan menyebabkan perceraian.

Timbulnya gejala-gejala psikologis yang disebabkan oleh sindroma prahaid untuk setiap orang tidaklah sama, ada juga yang baru nampak setelah berakhirnya kehamilan yang pertama. Dengan timbulnya gejala-gejala psikologis tersebut, maka dapat dibayangkan untuk selama satu tahun atau lebih mereka akan menikmati suatu perkawinan yang mereka anggap ideal sampai anak yang pertama mereka lahir. Terapi kemudian sebulan sekali selalu timbul rasa prustasi, perubahan kegairahan, mudah tersinggung dan rasa malas serta disamping itu harus pula merawat bayinya. Dari seorang yang lincah kini tiba-tiba menjadi seorang yang tidak dapat berbuat apa-apa dalam hari-hari yang menyedihkan. Dan kalau suami tanggap serta mempunyai catatan mengenai siklus menstruasi istrinya, dengan segera suami dapat menyadari bahwa terdapat kaitan antara gejala tersebut dengan datangnya menstruasi si istri.

Dengan adanya gejala-gejala psikologis yang dapat mengganggu keharmonisan suatu rumah keluarga sebenarnya penderitaan ini tidak perlu terjadi dan menghancurkan kehidupan keluarga, asalkan dari pasangan suami istri ini mampu menghadapinya dengan cara adanya suatu pengertian dan kesepakatan bahwa antara suami istri itu harus hidup sepenanggungan dan sependeritaan dalam setiap aspek kehidupan.

Seharusnya pasangan suami istri ketika mereka masih dalam fase pertunangan hendaknya sudah mengetahui setiap gejala-gejala yang timbul yang disebabkan oleh siklus menstruasi, sehingga dikemudian hari seorang pria akan menjadi suami yang baik dan penuh pengertiannya tentang arti menstruasi bagi seorang wanita maka suami akan menjadi orang pertama yang mengetahui adanya tanda-tanda terjadinya sindroma prahaid. Dikalangan remaja anak sekolah pun sering dialami, dimana mereka sering membolos dari sekolahnya dan jika gurunya paham dengan situasi yang terjadi yang dialami oleh anak muridnya yang berkaitan dengan peristiwa menstruasi, kemungkinan tidak ada masalah dan akan berbuat sebijaksana mungkin.

D. Usaha-Usaha Penyembuhan Terhadap Rasa Sakit Pada Waktu Menstruasi

Dengan datangnya menstruasi yang selalu disertai rasa sakit yang sangat membosankan, bahkan akan terjadi rasa tidak senang, sehingga dalam keadaan seperti ini banyaklah wanita yang harus meninggalkan aktifitasnya sehari-hari. Dalam menghadapi masalah ini biasanya wanita akan berusaha untuk menolong dirinya sendiri, misalnya dengan mencoba meminum obat aspirin atau panadold dan beberapa obat penghilang rasa sakit lainnya yang diiklankan dengan menarik. Akan tetapi sering terjadi pula bahwa obat-obat tersebut tidak selalu membantu untuk menyembuhkan rasa sakit, bahkan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Namun ada kemungkinan juga bagi beberapa kasus ada juga wanita yang langsung sembuh dengan jalan meminum obat-obat tersebut. Oleh karena itu dalam pengobatan rasa sakit ini tidak semuanya dapat dilakukan dengan cara yang sama bagi setiap wanita. Ada yang langsung sembuh dengan cara minum obat, tanpa menimbulkan efek samping, dan ada pula yang tidak sembuh, bahkan menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan.

Dengan demikian, maka dalam pengobatan rasa sakit ini diperlukan penanganan secara individual, berbeda antara seorang wanita dengan wanita lainnya. Untuk itu, sebelum menentukan pengobatan mana yang sesuai untuk seseorang, hendaknya tentukan dahulu jenis rasa sakit yang dialaminya, apakah termasuk kategori dysmenorhoae spasmoedik atau dysmenorhoe kongestif.

Untuk lebih jelasnya mengenai pembahasan tentang cara penyembuhan dalam kategori dysmenorhoe, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Cara Pengobatan Dysmenorhoea Spasmodik

Pengobatan dysmenorhoea spasmodik ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

a. Dengan cara rileksasi

Cara rileksasi ini dapat dilakukan dengan posisi badan yang berlainan diantaranya:

1) Rileksasi dengan posisi badan berbaring

Pada posisi ini diletakkannya tumpukan bantal ataubantalan yang dapat menyangga kepala, leher dan bahunya sementara di bawah lututnya diletakkan sebuah guling, akan tetapi cara rileksasi seperti ini dapat dilakukan pula dengan berbaring dalam posisi yang benar-benar nyaman pada sebuah ranjang, sofa atau lantai berkarpet tanpa bantal penyangga.

Cara rileksasi dengn posisi berbaring dapat dilakukan dengan hanya memerlukan penyangga di bawah tengkuk lehernya.

Selain dengan cara berbaring tersebut di atas ada juga posisi rileksasi yang lainnya yaitu dengan berbaring posisi depan separuh, menyamping separuh dengan kepala berputar miring pada bantal dan tungkai kaki terlipat dengn disangga oleh sebuah bantal.

Lakukanlah percobaan ini sampai akhirnya menemukan posisi yang sesuai dengan keinginan kita.

2) Rileksasi dengan posisi badan berdiri

Rileksasi dengan cara posisi berdiri ini dapat dilakukan dengan jalan menumpukkan tangan pada bagian yang dapat menahan sebagian berat tubuh sedikit kemuka agar punggung agak melengkung sedikit.

Kemudian berdirilah dengan posisi punggung bertumpu pada dinding, pantat menyentuh dinding dan kaki agak sedikit kedepan. Kemudian lengkungkan bagian atas tubuh ke depan mulail dari pinggang seperti sebuah boneka kain yang dilepaskan dari benangnya.

Untuk selanjutnya dengan perlahan-lahan tubuh ditegakkan mulai dengan pantat sampai berdiri tegak kembali dengan benar.

Untuk cara perileksasian ini masih ada saran lainnya yang mengatakan bahwa apabila terlalu banyak berdiri akan membuat kaki sampai bengkak dan menimbulkan nyeri berkepanjangan pada bagian perut, maka rileksasi beberapa menit dengan posisi kaki lebih tinggi daripada kepala yaitu dengan berbaring di lantai sedangkan kaki dan betis ditaruh pada pinggir sebuah dipan atau ranjang.

3). Rileksasi pernafasan

Pada relaksasi pernapasan ini ada beberapa jenis pernapasan untuk dapat mengendalikan rasa sakit, yaitu dimulai dengan bernapas perlahan-lahan, bernapas dalam-dalam pada permulaannya kemudian ambil napas yang semakin dalam bersamaan dengan menyurutnya rasa sakit.

Secara praktis relaksasi pernapasan ini dibagi ke dalam empat bagia, yaitu:

a) Pernapasan amat dalam/Pernapasan Persneling Satu

Caranya: Hiruplah udara melalui hidung bersamaan dengan menghitung sampai tiga, kemudian hembuskan napas melalui mulut seperti akan meniup tiga buah lilin. Atau juga dapat dilakukan dengan meletakkan tangan di pinggang.

b) Pernapasan dalam /Perseneling Dua

Caranya sama seprti pada pernapasan perseneling satu, akan tetapi agak dipercepat dua kali lipat. Untuk membuktikannya dapat dilakukan dengan jari-jari terarah pada ketiak.

c) Pernapasan Dangkal/Perseneling Tiga

Cara penarikan napas pada awalnya sama dengan di atas akan tetapi penarikan napas agak dipercepat dua kalilipat dari pada no.( 2 ) di atas dan melalui pernapasan dengan dada. Dada akan naik dan turun perlahan-lahan kemudian dengan meletakkan satu tangan di atas dada, lalu tarik napas dan hembuskan lewat mulut dengan lembut namun agak cepat posisi tubuh seperti ini dapat dilihat pada gambar. 13

Pada cara ini untuk setiap tarikan napas berlangsung sekitar dua detik dan naik turunnya udara itu harus dirasakan pada bagian atas paru-paru, tetapi tidak usah dilakukan dengan terengah-engah dan dorongan naikturun dilakukan dengan santai dan ajeg.

d) Pernapasan Amat Dangkal

Cara pernapasan ini dilakukan dengan posisi badanberbaring setengah dan serileks mungkin sehingga napas terhembus capat dan masuk melalui mulut yang terbuka dan untuk dapat merasakan adanya udara yang mengangkat leher, maka bisa dilakukan dengan cara meletakkan ujung jari dengan ringan pada lekukan leher.

Dengan cara rileksasi seperti ini dapat sekaligus menyembuhkan dua jenis dysmenorhoea. Penyembuhan dengan cara rileksasi ini selain dikemukakan oleh Beryl Kingstom, Katharina Dalthon mengatakan bahwa:”Latihan rileksasi ini dapat pula digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri akibat dysmenorhoea”

Jika rileksasi tersebut di atas semakin sering dipraktekan maka pengaruhnya akan semakin baik yang pada akhirnya akan dapat mengurangi rasa sakit yang menyiksa pada saat menstruasi, dapat pula mengalihkan pikiran kita dari rasa cemas, membuat perasaan jadi rasa tenang dan mengurangi perasaan panik.

Selain rileksasi di atas, masih ada cara lain untuk mengatasi dysmenorhoea spasmodik yaitu cara mengatur makanan. Adapun cara pengaturan makanan ini yaitu dengan mengurangi makanan yang berat-berat beberapa hari sebelum menstruasi dan makanlah makanan yang ringan-ringan karena jika lambung terlalu penuh, besar kemungkinan akan menjadi mual ketika menstruasi.

d. Minum Pil KB

Cara yang keempat untuk mengurangi rasa sakit ketika menstruasi adalah. Dengan minum pil KB ini diperkirakan tidak terjadinya ovulasi atau karena pil KB itu mengandung estrogen dan secara langsung tubuh akan mendapatkan kadar estrogen yang cukup sepanjang bulan.

2. Cara Pengobatan Dysmenorhoea Kongestif (pegal menyiksa)

Pegal menyiksa tidak secara langsung dapat dirasakan seperti yang terjadi pada kejang, akan tetapi timbulnya rasa sakit ini dirasakan dengan pegal yang menyiksa dan berlangsung terus menerus pada punggung bagian bawah, paha yang terasa keras dan tidak nyaman atau sakit dan terus menerus pada bagian bawah.

Adapun cara untuk mengatasi penyembuhan rasa sakit dysmenorhoea kongestif menurut Beryl Kingtom yaitu sebagai berikut :

  1. Dapat dilakukan dengan cara yang juga dilakukan pada dysmenorhoea spasmodik.

Dengan cara renang daratan kering: yaitu dengan cara menggerakkan kaki seperti berenang dengan gaya dada. Dalam hal ini diperlukan satu alat seperti dipan atau ranjang, sofa tanpa tangan atau paf yaitu sesuatu yang dapat dipakai untuk berbaring dan menyangga tubuh mulai dari pinggang ke atas dan memungkinkan tungkai dapat digerakkan dengan bebas. Posisi seperti ini dapat dilakukan dengan berbaring dan muka menghadap ke bawah.

Dari gerakan kaki gaya dada tersebut di atas dapat dilanjutkan dengan gerakan seperti renang gaya katak yaitu dengan memulai merenggangkan tungkai sedikit kemudian tarik kedua tungkai ke atas dan tekuk pada lutut sehingga pada akhir gerakan kedua tungkai itu terletak pada sudut yang benar dari tulang belakang dan telapak kaki hampir berhadapan atau bersentuhan.

Kemudian pada gerakan yang selanjutnya dorong kedua kaki sejauh mungkin dari tubuh dan luruskan tungkainya, pada saat menghentikan gerakan ini kepala, tulang belakang dan tungkai harus berada pada satu garis lurus.


c. Dengan Jalan Mengayun Panggul

Pada latihan ini tidak memerlukan bantuan alat apapun untuk menyangga tubuh, akan tetapi yang dibutuhkan hanyalah musik. Untuk pertama kali kita mengikuti irama musik dengangerakan perlahan-lahan sampai akhirnya dapat mengikutinya dengan lancar. Mulailah dengan berdiri dan kaki sedikit terbuka, letakkan tangan kanan di perut bagian depan.

Cara penyembuhan dysmenorhoea kongestif dengan ayunan panggul dapat dilakukan dengan dua gerakan yaitu berayun ke depan dan berayun ke belakang dengan posisi lutut agak dibengkokan sedikit. Kemudian ayunan pantat ke belakang dan lutut akan tegak dengan sendirinya, atau luruskan saja kedua lutut tersebut.

Selain cara pengobatan di atas masih ada lagi cara lain yang biasa dilakukan oleh para wanita, yaitu merupakan kebiasaan lama yang dilakukan dengan pemanasan. Caranya yaitu dengan meletakkan botol berisi air panas di atas perut selama tiga puluh menir dan kalau tidak air panas, botol panas ini bisa diganti dengan abu panas yang dibungkus dengan kain.

P E N U T U P

Berdasarkan analisis pada-bab terdahulu, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut :

1. Terjadinya menstruasi dipengaruhi oleh beberapa bagian tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung; seperti otak, kelenjar-kelenjar buntu, anak ginjal dan lain sebagainya. Di dalam tubuh wanita terdapat dua macam hormon haid yang bekerja pada indung telur dengan merangsang pertumbuhan sel-sel yang didalamnya terdapat telur yang belum dewasa.

Apabila sudah terjadi pematangan sel telur (ovulasi) di dalam uterus yang disertai dengan berkembangnya endometrium dan pembentukan pembuluh-pembuluh darah dalam jumlah yang besar, maka pada waktu inilah akan terjadi penempelan sel telur pada endometrium. Apabila tidak terjadi pembuahan pembuluh-pembuluh darah dalam endometrium itu akan pecah dan berguguguran sehingga terjadilah menstruasi.

2. Datangnya menstruasi sebulan sekali yang selalu diiringi dengan rasa sakit (dysmenorhoea) dapat mernimbulkan masalah yang berat bagi wanita; walaupun dalam kenyataannya tidak semua wanita mengalami rasa sakit yang sama. Rasa sakit ini biasanya dialami oleh wanita pada usia 17-25 tahun dan rasa sakit yang dialaminya pun berbeda-beda, tergantung pada jenis dysmenorhoea spasmodik atau dysmenorhoea kongestif.

Berdasarkan hasil penelitian menurut beberapa pendapat bahwa penyebab timbulnya rasa sakit pada waktu menstruasi ini adalah disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal yang ada di dalam tubuh.

3. Dysmenorhoea yang dialami oleh sebagian wanita memang berdasarkan kenyataannya betul-betul merupakan suatu gangguan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Sehingga apabila seorang wanita itu mempunyai jiwa yang selalu ingin diperhatikan dan memanjakan dirinya tanpa ada usaha untuk melawan rasa sakit itu dan tidak mencari obat yang dapat menyembuhkannya, maka semua aktifitas sehari-hari pada saat ia sedang menstruasi sudah pasti akan terbengkalai. Apalagi kalau dysmenorhoea ini dialami oleh seorang wanita yang sudah berkeluarga, maka akan banyak orang-orang terdekat yang menjadi korban karena dari pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dapat dilakukan dengan baik tidaklah aneh pada suatu saat menjelang datangnya menstruasi ada suatu pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan . Hal ini disebabkan karena bagi seorang wanita yang sedang menderita dysmenorhoea yang sangat berat lebih memilih berbaring di tempat tidur dan keinginan untuk melakukan pekerjaan atau semua aktifitasnya sangat tidak bergaiah.

4. Berbagai masalah rasa sakit yang dialami oleh wanita dari tingkatan yang ringan sampai yang berat pun pada dasrnya dapat dilakukan pengobatan dengan beberapa cara yang disesuaikan dengan jenis rasa sakitnya (dysmenorhoea) tersebut.

Untuk dysmenorhoea spasmodik penyembuhannya dapat dilakukan dengan cara rileksasi posisi badan berbaring, rileksasi posisi badan berdiri, rileksasi pernapasan dan dapat juga dilakukan dengan cara minum pil yang dianjurkan oleh dokter atau obat-obatan yang biasa dijual di warung. Adapun caa pengobatan dysmenorhoea kongestif dapat dilakukan dengan cara rileksasi seperti yang dilakukan pada dysmenorhoea spasmidik, cara renang daratan kering dan senam dengan mengayunkan pinggul ke depan dan kebelakang.



[1] M. Qureish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Kesersian Alquran, Lentera Hati, Jakarta, 2000, Volume I, h. 447

[2] Sumarjati Arjoso, Haid dan Permasalahannya, The Univenus Co. Ltd. 1988, h. 12

[3] Muhammad Athiyah Khumais, Fiqh Wanita Tentang Thaharah, alih bahasa Ma’mur Daud, Media Dakwah, Jakarta, 1985, h. 73

[4] Zulkifli L., Psikologi Perkembangan, Remaja Karya, Bandung, 1986, h. 26

[5] Muhammad Athiya, Op. Cit., h. 76

[6] Katharina Dalton, Sebulan Sekali, alih bahasa Soewondo Djojosubagio dan Soesmaliah Soewondo, Sinar Harapan, Jakarta, 1984, h. 19

[7] Syeikh Muhammad Abduh, Al-Manar, Cet. IV, Juz III, hal. 363

[8] H. Ali Akbar, Bimbingan Sex untuk Remaja, Pustaka Antara, Jakarta, 1985, ha. 84

[9] Nazwar Syamsu, Alquran tentang Manusia dan Masyarakat, Galia Indonesia, Jakarta, 1983, h. 189

[10] Katharina Dalton, Op. Cit., hal. 117